Assallamuallaikum.. Selamat Datang di Blog Kiki Ilmu Disini saya lebih cenderung berbagi info seputar Perkembangan Teknologi, Psikologi,Informatika Medis, Bio Informatika serta Trik dan Trik yang patut anda coba .

Tuesday, 22 January 2013

Ternyata Indonesia Pernah Dilirik Jadi Lokasi "Shooting" James Bond


Film James Bond “Skyfall” sudah tayang di Indonesia. Dalam film ini, Agen 007 itu bersembunyi di rumah semasa kecil di antara pegunungan Skotlandia yang cantik. Gunung itu adalah Glen Etive, destinasi favorit wisatawan. Sama seperti film-film Bond sebelumnya, penonton disuguhi pemandangan dari berbagai belahan dunia, tidak hanya di Skotlandia, tapi juga di Turki, London, hingga China. Di Inggris sendiri, film ini dijadikan sarana promosi pariwisata Inggris guna menarik wisatawan. Bahkan negara tetangga Indonesia, Thailand, mendapat berkah ketika salah satu tempat wisata mereka menjadi tempat shooting film James Bond, The Man with The Golden Gun.

Tahukah Anda, bahwa Indonesia juga pernah dilirik produser film untuk menjadi salah satu tempat shooting film James Bond, Tomorrow Never Dies. Sayangnya, peluang emas untuk menarik jutaan wisatawan domestik dan asing untuk mengunjungi bekas tapak shooting James Bond sirna begitu saja akibat kebebalan birokrasi di negeri ini,. Tomorrow Never Dies yang dibintangi Pierce Brosnan bersama aktor asal negeri jiran Malaysia, Michelle Yeoh, tak pernah sekali pun mengambil setting berlatar belakang beragamnya tempat di Indonesia meski peluang untuk itu sudah ada di depan mata.

Iman Brotoseno, salah seorang sutradara Indonesia yang juga dikenal sebagai fotografer bawah laut pernah menulis dalam blognya http://blog.imanbrotoseno.com/?p=110 mengenai  gagalnya Indonesia menjadi tempat shooting film James Bond. Ini memang tulisan lama karena Iman telah mengirim di blog-nya sejak 2007 silam, tetapi mengingat sekarang lagi demam film Skyfall, ada baiknya kita menyimak cerita di balik gagalnya shooting James Bond di Indonesia ini.

Iman menceritakan bahwa dia dihubungi Nigel Goldsack, seorang teman lama yang bekerja di EON Productions, rumah produksi yang terkenal sebagai produser resmi film-film James Bond. Di blognya, Iman menulis, "Mereka tertarik untuk membuat film James Bond yang berjudul Tomorrow Never Dies di Indonesia dengan bintang Kanjeng cah bagus Pierce Brosnan yang jatmika. Mak jedug saya terhenyak tersandar di kursi. James Bond? Shooting di Indonesia? Ini bisa menjadi berita hebat. Maka berhubung waktu itu saya masih bekerja pada orang, maka berita ini saya laporkan kepada boss pemilik perusahaan."

Masih dalam tulisan di blognya tersebut, Iman melanjutkan, "Serangkaian meeting digelar bersama Executive Producer, Michael G Wilson yang terbang khusus dari London. Hunting lokasi di seluruh pelosok Indonesia. Direncanakan Kapal Perang Indonesia akan dicat menjadi Her Majesty Ship -british Navy- yang ngapung di selat sunda dengan latar belakang Gunung Krakatau. Markas si penjahat bisa di gunung gunung Tana Toraja, atau sekitar candi-candi Jawa Tengah. Ingat adegan James Bond meluncur melorot melalui banner dari puncak gedung imperium bisnis si penjahat? Tadinya direncanakan akan memakai Gedung Kota BNI di Jalan Sudirman. Tak ketinggalan James Bond mengendarai BMW canggih ciptaan Mr.Q akan kejar kejaran di seputaran kota tua Jakarta."



Menurut Iman, jika memang terlaksana, stasiun televisi swasta Indonesia pasti akan bersaing mendapatkan hak eksklusif penyiaran The Making of Tomorrow Never Dies selama di Indonesia. "Mata dunia akan serta-merta mengunjungi Indonesia, tentu saja sektor pariwisata akan berbunga-bunga. Promosi pariwisata bisa berjalan pararel dengan media film. Thailand menjadi bertambah ramai setelah syuting James Bond Man with golden gun. Menara Petronas menjadi populer ketika The Entrapment—Sean Connery dan Chaterine Zeta Jones—shooting di sana.

"Kita tak akan pernah tahu eksotisnya Kepulauan Karibia tanpa melalui film-film yang mengambil setting di sana," tulis Iman.
"Sayangnya, pemerintah, tepatnya birokrasi di pemerintahan kita, tak melihat peluang bagus di depan mata mereka. Iman menulis, "Namun, Indonesia tetap ngindonesiana yang selalu ragu dan nggak mutu dalam melihat sebuah peluang emas. Gubernur Jakarta tidak pernah mengeluarkan perizinan untuk memakai ruang publik. Panglima Armada Barat lebih suka kapal perangnya yang tua karatan bersandar di pelabuhan Tanjung Priok--karena tidak ada dana operasional--daripada disewakan. Tentu saja puncaknya, top of the top, sambutan Dirjen Pariwisata waktu itu Bapak Andi Mapasameng yang menerima audiensi kita. Dengan wajah yang kurang ramah, yang mungkin kurang tidur karena sibuk bagaimana meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Ekspresi wajahnya tetap datar, walau pihak London telah memaparkan akan menghabiskan biaya sekitar 70 juta dollar untuk budget produksi di sini. Dari biaya perizinan, lokasi, setting, peralatan, art department, termasuk penyerapan tenaga kerja lokal, katering, hotel, crew, figuran sampai tukang angkut."

Iman dalam blog—nya mengingat betul ucapan sang dirjen saat audiensi. "Ujung ujungnya bapak dirjen nyeletuk setelah diterjemahkan— "Saya nggak suka tuh Film James Bond, tidak masuk akal ceritanya!"
"Kita adalah bangsa yang rasional dan selalu mengangkat cerita film berdasarkan aspek kehidupan nyata. 'Gombalmukiyo bangsa yang rasional! Mendadak saya mengkeret. Lemas, dan malu terhadap tamu-tamu. Bukankah sebagai pengambil keputusan tertinggi di bawah Menteri, seharusnya beliau lebih ramah, dan kalau perlu kempus dan ndobos. Sebagai satrio pinilih bidang pariwisata, semestinya beliau sadar bahwa ini potensi luar biasa corong pariwisata Indonesia," tulis Iman.

Saat makan malam perpisahan di Regent Hotel (sekarang menjadi Four Season), Nigel, hanya berkomentar singkat. "Your country never change.” Di akhir tulisanya, Iman seperti juga banyak di antara kita yang sering kali menyesalkan tindakan tak produktif pejabat, menyesali sembari mengajak para pembaca blognya merenung. "Akhirnya mereka kembali shooting di Thailand dan Kamboja. Sampai sekarang setiap saya menonton James Bond, saya selalu trenyuh dan teringat kasus ini. Hilang sudah kesempatan melihat Michelle Yeoh—yang sekarang menjadi duta wisata Malaysia—secara langsung di sini. Siapa tahu kita bisa lebih dulu mencuri Michelle Yeoh menjadi duta wisata kita dengan slogannya yang dahsyat 'Truly Indonesia'," tulis Iman kala itu.
Sumber: http://www.menjelma.com/2012/11/wow-ternyatawow-ternyata-indonesia.html
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment