Assallamuallaikum.. Selamat Datang di Blog Kiki Ilmu Disini saya lebih cenderung berbagi info seputar Perkembangan Teknologi, Psikologi,Informatika Medis, Bio Informatika serta Trik dan Trik yang patut anda coba .

Tuesday, 6 November 2012

Data Center Harus Siap Antisipasi Ancaman Bencana



Jakarta - Data center itu bisnis yang besar. Namun, jika salah penanganan dan lalai dalam mengantisipasi bencana, maka siap-siap saja akan risiko terburuknya. Kerusakan infrastruktur bisa berdampak pada hilangnya investasi dan data keseluruhan.

Demikian diingatkan oleh Teguh Prasetya, founder Indonesian Cloud Forum. Menurutnya, para pebisnis dan penyelenggara data center di Indonesia harus siap jika kemungkinan buruk terjadi.

"Kita pernah mengalami bencana saat terjadi kebakaran di data center Jakarta belum lama ini. Di Amerika sekarang juga sedang pusing dengan adanya badai topan Sandy. Itu peringatan keras buat kita," ujarnya kepada detikINET, Senin (5/11/2012).

Apalagi ditambah dengan tingginya trafik lalu lintas data mobile dan cloud computing, serta adanya tren baru di bidang Big Data dan Business Intelligence, menurut Teguh, maka disaster recovery data center berbasis cloud akan semakin diperlukan.

Disaster recovery sangat diperlukan jika terjadi kerusakan jaringan yang berdampak pada komunikasi bisnis ke arah global, serta interupsi pada jaringan yang berdampak pada hilangnya data maupun matinya aplikasi.

Server aplikasi yang bersifat realtime maupun time sensitive juga menjadi terganggu kinerjanya atau bahkan mati yang bisa berakibat gangguan total pada layanan.

Terjadinya kerusakan infrastruktur juga berdampak pada hilangnya investasi dan data keseluruhan. Ini juga berlaku jika terjadi kerusakan data akibat human error, dampaknya juga akan masif.

"Tidak ada yang pasti terhadap setiap kejadian, tinggal yang susah di-recover bila terjadi kerusakan infrastruktur data center tersebut. Nah, di sinilah peranan disaster recovery data center berbasis cloud. Memungkinkan transfer handling untuk data center tersebut buat user adalah seamless dan tidak berpengaruh pada layanan yang diberikan," tandasnya.

Lembaga riset IDC memproyeksi tingkat permintaan layanan data center di Indonesia akan meningkat pesat setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan 22% dari nilai USD 71,5 miliar pada tahun 2009 lalu menjadi USD 293 miliar pada 2015 mendatang.

Ada permintaan besar terhadap kebutuhan next generation data center di Indonesia, terutama dalam menghadapi pertumbuhan eksponensial atas data dan lalu lintas jaringan yang tumbuh pesat di segmen mobile computing.

Di tahun 2012 ini saja, kebutuhan kapasitas data center diproyeksi akan meningkat mencapai 100 ribu meter persegi. Nilai pasar data center pun cukup menggiurkan. Frost & Sullivan pada tahun 2011 lalu menyebut nilai pasar data center ini mencapai Rp 9,4 triliun yang mencakup layanan managed service, hardware, dan jaringan.

Di tingkat global, kue bisnis data center ini jauh lebih besar lagi. Nilainya hampir US$ 99 miliar pada 2011 dan lebih dari USD 126 miliar pada 2015.

Menurut Gartner, belanja di seluruh dunia untuk server, storage, dan perlengkapan jaringan data center enterprise diperkirakan akan kembali melesat di tahun mendatang dengan nilai start USD 45 miliar sejak 2011 lalu.

Beberapa analis menyebutkan bahwa proyek-proyek pengeluaran global tahunan untuk pembangunan data center akan meningkat dari USD 50 miliar saat ini menjadi sekitar USD 78 miliar pada 2020.

Pebisnis data center asing juga menilai Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara. Ditambah dengan tingginya penerapan mobile internet, telah memposisikan Indonesia sebagai negara yang diawasi oleh bisnis global dan komunitas keuangan.

Hal itu cukup sinergis dengan riset Frost & Sullivan yang mengungkapkan ada lebih dari 67 juta pengguna dari Indonesia yang terkoneksi dengan mobile data internet saat ini dan menjadi 167 juta pada 2016 nanti.

Diperkirakan, 109 juta pengguna nantinya akan terkoneksi menggunakan smartphones, sementara 22 juta lainnya menggunakan komputer tablet. Pada 2015 nanti, Frost & Sullivan juga memprediksi nilai bisnis digital konten akan mencapai USD 780 juta, sedangkan ekosistemnya mencapai USD 378 juta.

Sumber: http://inet.detik.com/read/2012/11/05/170408/2082023/398/data-center-harus-siap-antisipasi-ancaman-bencana?i991102105 
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment